Selasa, 08 Maret 2011

?!

picture from: google.co.id

Ketika semuanya seolah-olah berputar kembali ke titik nadir
Aku gugup, berusaha melawan kembalinya ekspetasi hari esok
Pada akhirnya mulut berbicara resah, tak ingin ku disini
Tanpa bahasa aku berucap. Bola mata menyudut, melirik ke masa lalu

Sial. Aku tersandung batu haram yang kami larang bersama
Aku terasa renta, gemetar menghadapi hawa. Bedebah, aku terpana
Kubeli, kuteguk air kapitalis bajingan. Terjebak
Maaf, aku menyumbang mortir. Terpaksa dipaksa keadaan

Mencoba beradaptasi kembali dengan senyumannya
Menyeringai seolah aku mangsa yang sangat tidak berarti. Sampah
Aku pungut rasa benci, tapi hancur tercerna dengan baik
Tidak boleh seperti ini. Buatlah aku mendapat dosa karena ini

Telah retak prasasti sikapku. Merancang pondasi setelah ini
Hal “itu” tidak salah. Hanya asumsi dan khayalan yang membuas
Waktu menuntut untuk berpisah. Kutitipkan salam hangat kepada handai taulan disana
Selamat malam dan tanpa harapan sampai jumpa, tanpa terasa macam pecudang


01 maret 2011
23.53